putih, bersih, itu kata yang pas untuk
kertas persegi panjang yang ada di hadapan ku saat ini
aku tak tahu apa yang ingin ku tulis
tapi sebenarnya aku ingin memuntahkan
semua perasaan ini di dalam secarik kertas itu, hanya saja aku tak tahu harus
memulai dari mana
dari awal aku melihatnya, awal menyukai
nya, atau awal disaat dia mulai membiarkan airmata membasahi pipi ku, atau
bahkan awal dimana aku ingin pergi darinya tetapi kaki ku seLaLu menginginkan
Langkah untuk kembali
ntahh laa, tanpa memulai apapun, aku tahu
aku menyayanginya dan juga banyak menahan perih di dada
aku ingin menuangkan semua nya, seperti
hujan yang membagi semua kebahagiaan dan kesedihan nya di dalam rintik dan
deras nya tetes air
tapi aku tak bisa seperti itu
aku lemah dibandingkan dengan hujan
aku gak bisa seperti hujan yang bisa
seterbuka itu dengan awan
aku gak bisa seperti hujan yang berani
melawan matahari, yang terkadang tanpa ijin dari sang surya dia akann tetap membagi
keindahannya ke alam
seandainya aku seperti hujan yang bisa
membasahi hatimu dengan ketenangan, memberi mu kesejukan layaknya sentuhan
random hujan,
apa kata-kata ‘seandainya’ itu terlalu
munafik bagi ku? aku pun tak tau.
karena kenyataannya , kata-kata
‘seandainya’ itu tak pernah terjadi di realitaku untuk mu
maafkan aku yang tak bisa seperti hujan
yang sempurna
.yesasi.